I.
TUJUAN PEMBELAJARAN ;
- TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM (TPU);
§ Membekali
Mahasiswa dalam memahami pengertian ransum seimbang dan tata cara melakukan penyusunan
ransum rasional pada sapi potong
- TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS (TPK)’
o
Setelah selesai mempelajari materi ini mahasiswa
diharapkan mampu
menjelaskan
dengan baik ;
- Pengertian ransum seimbang
- Pengertian pakan dan zat nutrisi
- Tahapan penyusunan ransum
- Menyusun ransum sapi dara
- Menyusun ransum sapi induk, 3 – 4 bulan pertama setelah melahirkan.
- Menyusun ransum sapi jantan
- Strategi pemberian pakan harian pada sapi
II. POKOK BAHASAN dan SUB POKOK BAHASAN
- Pengertian ransum seimbang pada sapi
- Pengertian pakan dan nutrisi pakan
- Tahapan penyusunan ransum seimbang
- Menyusun ransum sapi dara
- Menyusun ransum induk umur 3 – 4 bulan pertama setelah melahirkan
- Menyusun ransum untuk sapi jantan
- Strategi pemberian pakan pada sapi
III. METODE
PEMBELAJARAN
·
Ceramah
·
Curah pendapat
·
Diskusi
·
Simulasi
·
Ungkapan pengalaman
·
Tanya Jawab
·
Praktek dan Observasi Lapangan
iV. ALAT
DAN BAHAN
·
Alat tulis;
. LCD
·
Komputer
·
Disket, CD, Flashdisk
·
Kertas A4
·
Tabel kebutuhan zat nutrisi ternak
·
Tabel komposisi nutrisi bahan pakan
·
Bahan pakan (dedak halus, jagung giling, jerami, bungkil
kelapa, gaplek,
tetes, rumput lapangan, rumput raja, garam
dapur, tepung tulang dan
kapur)
· Alat
pengaduk (sekop)
· Timbangan
V. INFORMASI POKOK
PENGERTIAN RANSUM SEIMBANG.
Ransum
seimbang adalah ransum yang diberikan selama 24 jam yang mengandung semua zat
nutrisi dalam arti jumlah dan macam nilai nutrisinya dalam perbandingan yang
cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi sesuai dengan tujuan pemeliharaan ternak.
·
Ransum yang seimbang sesuai dengan kebutuhan ternak merupakan
syarat mutlak dihasilkannya produktivitas yang optimal, baik pada ternak masa
pertumbuhan, laktasi maupun pada usaha penggemukan, tentunya dengan selalu memperhatikan
harga pakan yang ekonomis, serta pakan tersedia secara kontinyu.
·
Dalam usaha peternakan, pakan merupakan faktor yang sangat
menentukan . Pakan ternak ruminansia seperti sapi, kambing, domba dan kerbau
sebagian besar berupa hijauan. Bagi para peternak yang lebih maju umumnya juga
telah memberi pakan konsentrat terutama untuk penggemukan (ternak potong) dan
induk laktasi (ternak perah).
·
Kebutuhan zat – zat nutrisi bagi ternak tergantung pada berat,
fase pertumbuhan atau reproduksi dan laju pertumbuhan atau pertambahan bobot
badan harian yang dapat dicapai oleh seekor ternak. Semua zat pakan dibutuhkan
dalam proporsi yang seimbang satu sama lain. Oleh sebab itu tidak ekonomis
apabila ternak diberikan zat pakan dalam jumlah yang berlebihan di banding zat
pakan yang lainnya.
·
Setelah mengetahui hal – hal tersebut diatas maka barulah
ditentukan jenis bahan - bahan pakan yang tersedia atau yang dapat disediakan
dan komposisi zat – zat gizi dari bahan - bahan pakan yang tersedia itu.
·
Pakan atau Ransum, merupakan campuran dari dua atau lebih bahan
pakan yang diberikan untuk seekor ternak selama sehari semalam. Ransum harus dapat
memenuhi kebutuhan zat nutrisi yang diperlukan ternak untuk berbagai fungsi
tubuhnya, yaitu untuk hidup pokok, produksi maupun reproduksi. Pada umumnya
ransum, untuk ternak ruminansia terdiri dari pakan hijauan atau pakan berserat (roughages) dan pakan penguat atau konsentrat.
·
Pakan pokok (basal) dapat berupa rumput alam, rumput budidaya,
leguminosa, perdu, pohon - pohonan serta imbah pertanian (jerami padi, daun
jerami jagung, pucuk tebu, jerami kacang tanah) dan tanaman pertanian lainnya..
Sedangkan pakan konsentrat antara lain berupa biji - bijian, bungkil, umbi –
umbian, bahan pakan asal ternak, dan limbah industri seperti bekatul dan tepung
ikan.. Untuk melengkapi kebutuhan ternak
biasanya diberikan pula bahan pakan tambahan (feed additive) berupa vitamin, mineral, antibiotik, hormon dan
lainnya.
·
Sapi – sapi untuk tujuan penggemukan, dengan pemberian pakan
hijauan saja tanpa adanya penambahan pakan lain berupa konsentrat tidak mungkin
akan mencapai bobot badan yang diharapkan. Penambahan bobot badan harian yang
maksimal akan dapat dicapai manakala ransum yang diberikan terdiri dari hijauan
berupa campuran rumput - rumputan dan daun leguminosa dengan tambahan
konsentrat serta bila diperlukan adanya tambahan feed additive.(vitamin, mineral, hormon, antibiotik dan lainnya.
·
Dalam memilih bahan pakan ternak, maka perlu memperhatikan nilai
gizi atau nilai nutrisi bahan pakan tersebut. Nilai gizi adalah zat – zat kimia
yang terdapat dalam pakan yang berguna untuk kelangsungan hidup ternak,
meliputi protein, energi, mineral, vitamin dan air. Nutirisi tersebut
dibutuhkan oleh ternak untuk menjaga metabolisme basal dan produksi.
·
Diantara zat nutrisi tersebut maka energi dan protein
dibutuhkan dalam kuantitas atau jumlah yang besar dan menjadi pertimbangan utama
dalam penyusunan ransum
o
TAHAPAN PENYUSUNAN
RANSUM SEIMBANG
·
Untuk menyusun ransum seimbang yang dapat memenuhi kebutuhan
nutrisi sesuai dengan tujuan pemeliharaan dan status faali (kebutuhan pokok
hidup) sapi potong diperlukan tahapan sebagai berikut :
§ Menyiapkan tabel kebutuhan zat nutrisi ternak
·
Indonesia belum memiliki
standar kebutuhan gizi ternak, sehingga formulasi ransum selama ini menggunakan
salah satu standar yang telah ada. Namun demikian bahwa penggunaan standar
kebutuhan gizi yang tersedia tersebut dalam penggunaannya belum tentu cocok
dengan lokasi Indonesia dan masih memerlukan kajian lebih lanjut. Akan tetapi
penggunaan standar tersebut hanyalah sebagai dasar perkiraan saja dan tidak
merupakan ketentuan mutlak Salah satu contoh standar kebutuhan gizi yang dapat
dipakai adalah yang diterbitkan oleh “National
Academics of Science” yang disebut dengan National Research Council (NRC) atau Nutient Requirement of Ruminants in Developing Countries, adalah
tabel yang banyak diadopsi.
·
Pakan harus mampu menyediakan hampir semua nutrisi yang diperlukan
oleh tubuh ternak dalam suatu perbandingan yang serasi sesuai dengan status
faali, pakan tidak perlu berlebihan bahkan harus efisien sehingga dapat
memberikan keuntungan. Terdapat empat hal penting yang harus diperhatikan dalam
menentukan kebutuhan zat nutrisi pada sapi potong, yaitu; jenis kelamin (jantan
atau betina), berat badan, taraf pertumbuhan/status fisiologis (pedet, sapihan,
bunting dan lain-lain) serta tingkat produksi.
§ Menyiapkan tabel komposisi/kandungan nutrisi bahan pakan.
·
Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa pengetahuan tentang kebutuhan
nutrisi untuk ternak tidak akan banyak berguna, jika tidak diikuti oleh
ketersediaan informasi yang akurat
tentang nilai gizi atau nilai nutrisi bahan pakan yang akan digunakan dalam
menyusun ransum. Oleh sebab itu harus ada usaha untuk membangun tabel nilai
nutrisi bahan pakan. Tabel bahan pakan berisikan informasi tentang kandungan
bahan kering (BK), bahan organik dan substansi kimia pakan seperti
nilai Energi (TDN) pakan, nilai Protein Kasar (PK) pakan, Mineral dan
Air. Informasi yang terpenting adalah nilai energi dan protein pakan, oleh karena dibutuhkan oleh ternak
dalam jumlah terbesar dan sistim evaluasi pakan
dibangun berdasarkan kedua nutisi tersebut.
·
Beberapa hasil penelitian kandungan zat gizi bahan pakan di
Indonesia, dapat dipergunakan sebagai pegangan. Apabila belum memiliki tabel
tersebut maka dapat menggunakan hasil penelitian Hari Hartadi, Tillman dan Sudomo, (UGM,
1978).
·
Selain rumput lapangan dan atau leguminosa atau kacang- kacangan,
sumber pakan yang cukup potensial adalah hasil sisa (limbah) pertanian tanaman
pangan. Optimalisasi penggunaan bahan pakan asal limbah pertanian, perkebunan
maupun agroindustri diharapkan selain menurunkan biaya ransum juga mampu
menghasilkan produktivitas secara optimal. Suplementasi dengan multinutrien
perlu dilakukan untuk membentuk keseimbangan kondisi rumen dan memenuhi
kebutuhan zat nutrient. Keseimbangan kondisi rumen dibutuhkan untuk
meningkatkan daya cerna sehingga dapat meningkatkan efisiensi pakan.
Menyusun Formula Ransum Seimbang
·
Terdapat tiga macam metode yang biasa digunakan dalam penyusunan
formula ransum pada sapi potong yaitu :
·
Pearson square method,
·
Least cost formulation dan
·
Trial and error.
·
Saat ini telah pula tersedia beberapa soft ware atau program yang dapat di pergunakan untuk penyusunan
formula ransum seperti MIXID atau aplikasi EXCEL. Untuk metode trial and error dapat dilakukan peternak
dengan cara mengubah - ubah komposisi (persentase) bahan pakan dalam ransum
dengan mempertimbangkan kriteria rasional, ekonomis dan aplikatif dan
ketersediaan bahan pakan. Cara ini memerlukan kesabaran dan waktu yang relatif
lama.
·
Pencampuran bahan pakan, terutama dalam membuat kosentrat dapat dilakukan
di atas lantai dengan cara mengaduk aduk beberapa bahan pakan menggunakan alat
pengaduk (sekop) dimulai dengan bahan pakan yang jumlahnya paling sedikit,
sedang dan terbanyak.
MENYUSUN RANSUM SAPI DARA.
Untuk
penyusunan ransum seimbang pada sapi dara dengan bobot badan (BB) 300 kg dan pertambahan bobot badan harian (PBBH) 500 gr/hari.
Bahan
pakan yang tersedia dalam penyusunan ransum seimbang sapi dara adalah jerami
padi, dedak halus kampung dan bungkil kelapa. Konsumsi jerami padi dibatasi 1,33 % dari bobot badan sapi.
Langkah – langkah dalam penyusunan ransum sapi dara sebagai
berikut :
Kebutuhan
zat nutrisi untuk sapi dara dengan bobot (BB) 300 kg dengan kenaikan bobot badan
harian (PBBH) 500 gram/hari di tampilkan seperti pada tabel 1,
Tabel 1. Kebutuhan zat
nutrient sapi dara BB 300 kg, PBBH 500 gram/hari
Berat badan
|
PBBH/kg
|
BK/kg
|
TDN/kg
|
PK/gr
|
Ca/gr
|
P/gr
|
300
|
0,5
|
7,1
|
3,8
|
423
|
14
|
1
|
Setelah
kebutuhan zat nutrisi diketahui, maka perlu di cari komposisi zat nutrient
bahan pakan jerami padi, dedak halus kampung dan bungkil kelapa, seperti di
tampilkan pada tabel 2.
Tabel
2; Kandungan zat nutrisi bahan pakan
Bahan
|
BK (%)
|
TDN(%)
|
PK(%)
|
Ca
|
P
|
Jerami padi
|
60
|
2,40
|
59,0
|
0,21
|
0,08
|
Dedak halus
|
86
|
6,30
|
60,5
|
0,70
|
1,50
|
Bungkil kelapa
|
86
|
19,90
|
78,3
|
0,30
|
0,67
|
Konsumsi
bahan kering (BK) jerami padi = 1,33 % x 300 = 3,99 kg atau
dibulatkan 4 kg. Kemudian di hitung zat – zat makanan yang dapat disediakan
oleh 4 kg jerami padi dan dibandingkan dengan kebutuhan pada tabel tabel 3
Tabel 3 ; Perbandingan
kebutuhan zat gizi dengan yang tersedia oleh jerami padi.
Uraian
|
BK (kg)
|
TDN (kg)
|
PK (gr)
|
Ca
|
P
|
Kebutuhan
zat nutrien
|
7,1
|
3,8
|
423,0
|
14,0
|
1,0
|
Zat
nutrient pd jerami padi
|
4,0
|
2,4
|
59,0
|
0,21
|
0,08
|
Kekurangan
|
3,1
|
1,4
|
364,0
|
13,79
|
0,02
|
Kekurangan bahan kering
(BK) sebesar 3,1 kg dan protein kasar
(PK) 364,0 gram tersebut harus dipenuhi oleh campuran dedak halus kampung
dan bungkil kelapa, yang mengandung PK sebesar masing – masing = (327/3100) x
100 % = 10,9 %
Menghitung
proporsi dedak halus kampung dan bungkil kelapa dengan menggunakan bujur
sangkar (Pearson square methods).
PK (%) Bagian % - se
Dedak halus 6,3 9,0 (9/13,6x100%= 66,18 %
10,9
Bungkil
kelapa 19,9 4,6 (4,6/13,6x100%= 33,82%
Jumlah 13,6 13,6
Jadi : BK
;Jumlah
dedak halus = (66,18 %) x 3,1 kg = 2,06 kg
o
Jumlah bungkil kelapa =
(33,82 %) x 3,1 kg = 1,06 kg
menghitung
zat – zat makanan yang dapat disediakan oleh dedak halus kampung. Bungkil
kelapa dan jerami padi. Kemudian hasil perhitungan di masukan dalam tabel dan
dibandingkan dengan kebutuhan zat nutrisi seperti pada tabel 4
Tabel
4.: Perbandingan kebutuhan zat nutrient dengan yang tersedia oleh bahan pakan ;
Uraian
|
BK(kg)
|
TDN(kg)
|
PK(kg)
|
Ca
|
P
|
Jerami
padi
|
4,00
|
2,40
|
96
|
8
|
3
|
Dedak
halus kampung
|
2,06
|
1,25
|
130
|
14
|
31
|
Bungkil
kepala
|
1,06
|
0,82
|
209
|
3
|
7
|
Jumlah
|
7,12
|
4,47
|
435
|
25
|
41
|
Kebutuhan
|
7,10
|
3,80
|
423
|
14
|
1
|
·
Jadi ransum telah seimbang
dalam hal protein dan
energi/perbandingan Ca : P yang dideal 1 : 1. untuk mencapai perbandingan
tersebut, maka di dalam ransum harus ditambahkan Calsium Carbonat (CaCO3).
Sumber CaCO3 mengandung Ca sebesar 36 %. Untuk mencapai kesimbangan tersebut,
maka didalam ransum harus ditambahkan kapur sebanyak (41 – 25)/0,36 = 44,44
gram.
·
Menghitung susunan ransum dalam bentuk segar adalah sebagai
berikut:
·
Jerami padi =
(100/59) x 4,00 kg = 6,8 kg.
·
Dedak halus
kampung = (100/60,5) x 2,06 kg = 3,40
kg
·
Bungkil kelapa =
(100/78,3) x 1,06 kg = 1,35 kg
·
Caco3 = 44,44 gram
MENYUSUN RANSUM
SAPI INDUK UMUR 3 – 4 BULAN PERTAMA SETELAH MELAHIRKAN.
·
Induk yang sedang laktasi membutuhkan zat – zat makan yang lebih tinggi dari induk yang tidak laktasi. Dalam berat
badan dan kondisi yang sama, seperti tertera dalam tabel 5, berikut ini ,
·
Tabel 5 : Kebutuhan zat nutrient induk 3 – 4 bulan pertama setelah
melahirkn
Uraian Kebutuhan zat nutrient
|
BK(kg)
|
PK(gr)
|
TDN(kg)
|
Ca/gr
|
P/gr
|
Induk laktasi dengan BB 350 kg
|
8,1
|
505
|
4,5
|
24
|
24
|
Konsumsi BK dari
Pennisetum Purpureum (rumput gajah) adalah 2 % BB
Langkah
1 :Mencari kandungan zat – zat makanan dari rumput gajah dan bungkil kelapa
seperti pada tabel tabel 6
Tabel
6 : Kandungan nutrient Rumput gajah dan bungkil kelapa
Uraian (%)
|
BK (kg)
|
PK (gr)
|
TDN (kg)
|
Ca (gr)
|
P (gr)
|
Rumput gajah
|
21
|
8,30
|
50
|
0,59
|
0,29
|
Bungkil kelapa
|
86
|
21,60
|
66
|
0,08
|
0,67
|
Langkah
ke – 2 :Menghitung konsumsi BK rumput gajah membandingkan dengan kebutuhan
ternak. Konsumsi dari BK rumput gajah adalah sebagai berikut : 2/100 x 350 kg =
7 kg.
Pemenuhan
zat nutrient dari rumput gajah ditampilkan pada tabel 7.
Tabel
7 : Zat makanan yang dapat disediakan oleh 7 kg rumput gajah.
Uraian
|
BK (kg)
|
PK (gr)
|
TDN (kg)
|
Ca (gr)
|
P (gr)
|
Kebutuhan zat nutrient
induk laktasi 3 – 4 bulan pertama setelah melahirkan BB 350 kg
|
8,1
|
7,21
|
4,5
|
24
|
24
|
Pemenuhan nutrient dari
rumput gajah
|
7,0
|
482
|
3,5
|
41,3
|
20,3
|
Kekurangan
|
1,1
|
239
|
1,0
|
+ 17,3
|
- 3,7
|
Kekurangan
BK sebesar 1,1 kg atau 1.100 gram harus dapat dipenuhi oleh bungkil kelapa yang
harus mengandung 239 gram PK atau 239 gram/1.100 gram = 21,72 %.
Langkah
3 : Perhitungan terakhir adalah
menghitung zat – zat makanan yang dapat disediakan oleh semua bahan pakan dan
kita bandingkan dengan kebutuhannya, seperti pada tabel 8
Tabel 8 : Zat Makanan yang
dapat disediakan oleh 7 kg rumput gajah dan 1,1 kg bungkil kelapa.
Uraian
|
BK (kg)
|
PK (gr)
|
TDN (kg)
|
Ca (gr)
|
P (gr)
|
Kebutuhan zat nutrient
induk laktasi 3 – 4 bulan pertama setelah melahirkan dengan BB 350 kg
|
8,1
|
721
|
4,5
|
24
|
24
|
Pemenuhan zat nutrient
dari rumput gajah
|
7,0
|
482
|
3,5
|
41,3
|
20,3
|
Pemenuhan zat nutroent
dari bungkil kelapa
|
1,1
|
238
|
0,726
|
0,88
|
7,37
|
Total pemenuhan zat nutrient
|
8,1
|
720
|
4,23
|
42,2
|
27,7
|
Kekurangan
|
0
|
- 1
|
- 0,27
|
+ 18,8
|
+ 3,7
|
Zat
makanan yang dapat disediakan 7 kg rumput gajah dan 1,1 kg bungkil kelapa.
Kekurangan TDN sebesar 0,27 kg dapat di penuhi dari molases atau tetes. Tetes mengandung BK 66 % dan TDN
sebesar 69 %. Jadi kekurangan TDN sebesar 27 %.
Tetes
69/100 x 0,27 = 283 gram
Pada
100 gram Urea sebanding dengan 45 gram N atau = 6,25 x 45 N = 281,25 kg PK.
Jadi 1
gram PK terdapat dalam Urea sebanyak = 1/281,25 = 0,0036 gram.
Langkah
4 :Susunan ransum dalam bentuk segar adalah sebagai berikut :
Rumput
gajah = (100/21) x 7 kg = 33,33 kg
Bungkil
kelapa = (100/86) x 1,1 kg = 1,28 kg
Tetes
= 283 gram
Urea =
0,0036 gram
MENYUSUN RANSUM SAPI JANTAN.
Berikut
ini adalah contoh ransum sapi jantan dengan bobot badan 300 kg dengan target
kenaikan bobot badan sebesar 1,00 kg perhari.
Adapun
bahan pakan penyusun ransum adalah : jerami
padi, dedak halus kampung, gaplek dan bungkil kelapa.
Pemberian
BK adalah 3 % berdasar bobot badan dengan imbangan hijauan dan konsentrat
adalah 20 % berbanding 80.%. Penggunaan
bungkil kelapa dibatasi maksimal 20 % dari konsentrat.
Langkah
1 : sapi jantan dengan BB 300 kg dengan PBBH 1,00 kg/hari membutuhkan zat – zat
makanan tertera pada tabel 9.
Tabel 9 : Kebutuhan
nutrient sapi jantan BB 300 kg dan PBBH 1,0 kg
Uraian
|
BK (kg)
|
PK (gr)
|
TDN (kg)
|
Ca (gr)
|
P (gr)
|
Kebutuhan zat nutrient
sapi jantan BB 300 kg, PBBH 1 kg
|
7,6
|
535
|
5,2
|
21
|
18
|
Langkah 2 :Menentukan
jumlah konsumsi bahan kering jerami padi, konsentrat dan bungkil kelapa yang akan diberikan
pada ternak :
Jumlah bahan kering (BK)
yang dibutuhkan = 3 % x 300 kg = 9 kg
Jumlah jerami padi yang
akan diberikan = 20 % x 9 kg = 1,8 kg
Jumlah konsentrat yang
akan diberikan = 80 % x 9 kg = 7,2 kg
Jumlah bungkil kelapa = 20
% x 7,2 kg = 1,44 kg
Langkah 3 :Mengetahui
kandungan zat nutrient jerami padi dan bungkil kelapa.
Tabel
10 : Kandungan zat nutrien bahan pakan
Uraian
|
BK
(%)
|
PK
(%)
|
TDN
(%)
|
Ca
(%)
|
P
(%)
|
a.
Jerami padi
|
80
|
2,40
|
59,0
|
0,21
|
0,08
|
b.
Bungkil kepala
|
60
|
21,60
|
66,0
|
0,08
|
0,67
|
c.
Dedak halus kampung
|
60
|
6,30
|
60,5
|
0,70
|
1,50
|
d.
Gaplek
|
60
|
1,70
|
69,0
|
0,10
|
0,04
|
Langkah 4 : Menghitung zat nutrient yang
disediakan oleh jerami padi dan bungkil kelapa serta membandingkan dengan
kebutuhan zat nutrient sapi jantan. Kekurangan bahan kering (BK) sebesar 4,36
kg (4360 gram) dan protein kasar (PK) sebesar 180,8 gram trersebut harus
dipenuhi oleh campuran dedak halus dan gaplek yang mengandung protein sebesar =
(180,8 / 4360) x 100 % = 4,15 %.
Tabel 11 :Zat makanan yang dapat disediakan oleh
jerami padi dan bungkil kelapa.
Uraian
|
BK
(kg)
|
PK
(gr)
|
TDN (kg)
|
Ca
(gr)
|
P
(gr)
|
Kebutuhan zat nutrient sapi jantan BB 300
kg PBBH 1 kg
|
7,6
|
535
|
5,2
|
21,0
|
18,0
|
Pemenuhan zat nutrient dari jerami padi
|
1,8
|
43,2
|
1,06
|
3,78
|
1,44
|
Pemenuhan
zat nutrient dari bungkil kelapa
|
1,44
|
311
|
1,13
|
4,32
|
9,655
|
Total
pemenuhan zat nutrient
|
3,24
|
354,2
|
2,19
|
8,10
|
11,09
|
Kekurangan
|
4,36
|
180,8
|
3,01
|
12,90
|
6,91
|
Langkah 5 ; Menghitung proporsi dedak halus
kampung dan gaplek dengan menggunakan metode bujur sangkar pearson, sebagai
berikut :
PK (%) Bagian %-se
Dedak halus 6,3 2,45 (2,45/4,6) x 100 % 53,3 %
4,15
Gaplek 1,7 2,15 (2,15/4,6) x 100 % 46,7 %
Jumlah 4,6 4,6
Jadi : Jumlah dedak halus
= (53,3 %) x 4,36 kg = 2,32 kg
Jumlah gaplek = (46,7 %) x 4,36 kg = 2,04 kg
Perhitungan terakhir
adalah menghitung zat – zat makanan yang dapat disediakan oleh semua bahan
pakan dan kita bandingkan dengan kebutuhannya seperti tabel 12.
Tabel 12 ; Perbandingan
kebutuhan zat nutrient dengan yang tersedia oleh bahan pakan;
Uraian
|
BK
(kg)
|
TDN
(kg)
|
PK
(gr)
|
Ca
|
P
|
Jerami
padi
|
1,80
|
1,06
|
40,00
|
3,78
|
1,44
|
Dedak
halus kampung
|
2,32
|
1,40
|
200,00
|
20,00
|
50,00
|
Bungkil
kelapa
|
1,44
|
0,95
|
310,00
|
4,32
|
9,65
|
Gaplek
|
2,04
|
1,48
|
20,00
|
1,22
|
0,49
|
Jumlah
|
7,60
|
4,89
|
570,00
|
29,32
|
61,58
|
kebutuhan
|
7,60
|
5,20
|
535,00
|
21,00
|
18,00
|
Selisih
|
0,00
|
- 0,31
|
+ 35
|
+
8,32
|
+43,58
|
Jadi
ransum masih kekurangan energi (TDN) sebesar 0,31 kg. Untuk menyeimbangkan
dapat digunakan molases atau tetes. Tetes mengandung BK 86 % dari TDN 69 %.
Jadi kekurangan TDN sebesar 0,31 kg atau (310 gram) diperoleh dari tetes
sebanyak ( 310/69) x 100 gram = 449 gram. Perbandingan Ca banding P yang ideal
adalah 1 banding 1. untuk mencapai perbandingan tersebut maka di dalam ransum
harus ditambahkan
CaCO3.
sumber Ca CO3 yang mudah didapat adalah dolomite atau kapur yang mengandung Ca
sebesar 36 %.
Untuk
mencapai kesimbangan tersebut, maka di
dalam ransum harus ditambahkan kapur sebanyak : (61,58 – 29,32)/ 0,36
= 89,90 gram.
Langkah
6 : Menghitung susunan ransum dalam bentuk segar adalah sebagai berikut :
Jerami
padi = (100/80) x 1,8 kg = 2,30 kg
Dedak
halus kampung = (100/60) x 2,32 kg = 3,80 kg
Bungkil
kelapa = (100/60) x 1,44 kg = 2,44 kg
Gaplek
= (100/60) x 2,04 kg = 3,40 kg
Tetes
= (100/86) x 469 kg = 545,3 gram
Pakan
seimbang bukan merupakan hal yang sulit untuk diwujudkan karena kita hanya
dituntut untuk cerdik mengkombinasikan bahan pakan yang ada disekitar kita.
Tidak
ada formulasi bahan yang baku. Dengan mengkombinasikan bahan pakan yang
tersedia serta penggunaan suplemen dari bahan pakan lokal diharapkan akan
tercipta ransum yang murah tetapi mampu memberikan hasil yang optimal.
o
STRATEGI PEMBERIAN
PAKAN PADA SAPI POTONG
Sapi
yang akan digemukan harus diatur pemberian pakan hijauan dan konsentrat setiap
harinya agar tercapai hasil yang memuaskan. Pemberian konsentrat dan pakan
hijauan diatur dalam suatu teknik yang memberikan tingkat kecernaan ransum yang
lebih tinggi, sebab apabila pemberian hijauan yang bersamaan waktunya dengan
pemberian konsentrat akan berakibat pada penurunan kecernaan bahan kering (BK)
dan bahan organik lainnya.
Teknik
pemberian ransum yang baik untuk mencapai pertambahan bobot badan yang lebih
tinggi pada penggemukan sapi potong adalah dengan mengatur jarak waktu antara
pemberian hijauan dan konsentrat. Ransum hendaknya tidak diberikan sekaligus
dalam jumlah banyak setiap harinya, melainkan dibagi menjadi beberapa bagian.
Pada
pagi hari, misalnya pukul 07.00, setiap harinya sebaiknya diberi sedikit
hijauan untuk merangsang keluarnya saliva (air liur). Saliva ini berfungsi
sebagai larutan buffer (penyangga) di
dalam rumen sehingga pH rumen tidak mudah naik maupun turun pada saat sapi
diberikan pakan konsentrat. Pemberian pakan konsentrat dengan kandungan
karbohidrat tinggi akan mudah terfermentasi sehingga menghasilkan asam lemak
mudah terbang yang berpotensi menurunkan pH rumen. Sementara pemberian konsentrat
yang banyak mengandung protein terdegradasi akan menghasilkan NH3 yang
berpotensi meningkatkan pH rumen. Kondisi peningkatan dan penurunan pH rumen
secara ekstrim akan berbahaya bagi kesehatan ternaknya.
Setelah
mengkonsumsi sedikit rumput, sapi tersebut diberi setengah jatah konsentrat.
Misalnya, apabila jatah konsentrat yang harus diberikan 6 kg, maka pada pagi
hari diberikan konsentrat sebanyak 3 kg. Dua jam kemudian, hijauan diberikan
lagi. Pada sore hari sekitar pukul 15.00, konsentrat bagian kedua diberikan
selanjutnya pada pukul 17.00 hijauan diberikan lagi.
Ternak
yang tidak biasa mengkonsumsi konsentrat., seringkali tidak mau memakannya.
Oleh karena itu harus dilatih terlebih dahulu. Biasanya setelah satu minggu
ternak akan terbiasa untuk makan konsentrat. Apabila ternak mendapat konsentrat yang kering, maka
hendaknya diberikan atau di sediakan air minum secara ad libitum (sebanyak – banyaknya) di dalam kandang..
o
LATIHAN
Untuk
membantu pemahaman peserta, maka dipersilahkan mengerjakan materi latihan
sebagai berikut :
Dalam penyusunan formula ransum ternak yang
seimbang diperlukan informasi dan pertimbangan yang kompleks. Sebutkan
informasi yang harus dibutuhkan untuk menyusun ransum sapi seimbang tersebut.
Sebutjkan langkah – langkah atau tahapan dalam
penyusunan ransum seimbang tersebut.
Susunlah formula ransum sapi jantan bobot
badan 250 kg, dengan perkiraan pertambahan bobot badan harian 0,75 kg, dengan
pakan yang tersedia dan diberikan pada sapi tersebut dengan ketentuan sebagai
berikut:
Rumput
lapangan dengan Bahan Kering (BK) 21,8 %, Protein Kasar (PK) 6,7 %, Energi
(TDN) 56,2 % dari bahan kering.
Rumput
Raja, mengandung BK 22,40 %, PK 13,5 %, TDN 57,0 % dari bahan kering
Dedak
padi halus, mengandung BK 87,5 %, PK 13,8 %, TDN 50 % dari bahan kering..
Mineral
diberikan garam dapur dan kapur (CaC03), dan diberikan masing – masing 100 gram
dalam ransum
Kemampuan
mengkonsumsi bahan kering dengan bobot badan 250 kg adalah 3,5 % dari bobot
badan.
Hijauan
rumput lapangan dan rumput raja termasuk hijauan yang berkualitas sedang,
sehingga komponennya dalam ransum dapat diberikan sebanyak 60 %.
Susunlah
formula ransum sapi penggemukan bobot badan awal 250 kg dengan perkiraan
kenaikan bobot badan harian 1,0 kg.
Bahan
yang tersedia adalah sebagai berikut .
Dedak
padi halus mengandung bahan kering (BK) 87,5 %, protein kasar (PK) 13,8 %, dan
Energi/TDN 50 % dari bahan kering.
Onggok
dengan kandungan BK 88,7 %, PK 1,2 % dan TDN 85 % dari bahan kering
Rumput
lapangan dengan BK 21,8 %, PK 6,7 % dan energi 49 %. dari bahan kering.
Garam
dapur, tepung tulang dan kapur masing – masing 100 gram, 50 gram dan 50 gram
perhari.
SELAMAT BEKERJA
REFERENSI
1.
Sad Hutomo Pribadi, Ransum Seimbang sapi Potong, Sinar
Tani Edisi 19 – 25 Mei 2010 th XL, Jakarta, 2010
2.
BPTB NTB, Strategi Pakan pada Sapi Potong, Juknis Ransum
Seimbang, BPTP NTB, Mataram. 2008
3.
Balai Besar Pelatihan Peternakan Kupang, “Menyusun Ransum
sapi Penggemukan” Bahan Ajar, Diklat Agribisnis Peternakan Sapi Potong, 2010.
4.
Dinas Peternakan NTB,
Simulasi pemberian pakan sapi, Juknis Penggemukan Sapi Bali, Mataram,
2007
5.
Direktorat Jenderal Peternakan, Pakan Seimbang pada Sapi Perah, Departemen
Pertanian RI, Jakarta, 2008
Mat pagi pak,
BalasHapusdi tempat kami banyak ditemukan : Kulit Kopi, kulit Coklat dan Batang jagung Kering.
Apakah bahan diatas bisa dibuatkan Pakan ternak Sapi ? Penggemukan.
Bagaimana tehnologinya ? T. kasih.
7,1 dari mana itu, asal aja naruh
BalasHapus